Renungan untuk semangat
📜 Sepenggal kisah dari Al-Azhar Cairo 📜
📋Seorang
Syekh yang alim lagi berjalan-jalan santai bersama salah seorang
muridnya di sebuah taman.
Di tengah-tengah asyik berjalan sambil bercerita, keduanya melihat
sepasang sepatu yang sudah usang lagi lusuh. Mereka berdua yakin kalau
itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang bertugas di sana, yang
sebentar lagi akan segera menyelesaikan pekerjaannya.
▶ Sang murid melihat kepada syekh sambil berujar:
“Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan
sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pohon-pohon? Nanti
ketika dia datang untuk memakai sepatunya kembali, ia akan
kehilangannya. Kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas!”
▶ Syekh
yang alim dan bijak itu menjawab:
“Wahai ananda, tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan
orang miskin. Kamu kan seorang yang kaya, dan kamu bisa saja menambah
kebahagiaan untuk dirinya. Sekarang kamu coba memasukkan beberapa lembar
uang kertas ke dalam sepatunya, kemudian kamu saksikan bagaimana respon
dari tukang kebun miskin itu”.
▶ Sang murid sangat takjub dengan
usulan gurunya. Dia langsung saja berjalan dan memasukkan beberapa
lembar uang ke dalam sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi
di balik semak-semak bersama gurunya sambil mengintip apa yang akan
terjadi dengan tukang kebun
▶ Tidak beberapa lama datanglah
pekerja miskin itu sambil mengibas-ngibaskan kotoran dari pakaiannya.
Dia menuju tempat sepatunya ia tinggalkan sebelum bekerja.
Ketika ia mulai memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi
terperanjat, karena ada sesuatu di dalamnya. Saat ia keluarkan
ternyata…....uang.
Dia memeriksa sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi uang.
Dia memandangi uang itu berulang-ulang, seolah-olah ia tidak percaya
dengan penglihatannya.
Setelah ia memutar pandangannya ke segala penjuru ia tidak melihat
seorangpun.
Selanjutnya ia memasukkan uang itu ke dalam sakunya, lalu ia berlutut
sambil melihat ke langit dan menangis. Dia berteriak dengan suara
tinggi, seolah-olah ia bicara kepada Allah ar rozzaq:
“Aku
bersyukur kepada-Mu wahai Robbku. Wahai Yang Maha Tahu bahwa istriku
lagi sakit dan anak-anakku lagi kelaparan. Mereka belum mendapatkan
makanan hari ini. Engkau telah menyelamatkanku, anak-anak dan istriku
dari celaka”.
▶ Dia terus menangis dalam waktu cukup lama sambil memandangi langit
sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Allah Yang Maha
Pemurah.
▶ Sang murid sangat terharu dengan pemandangan yang ia
lihat di balik persembunyiannya. Air matanya meleleh tanpa dapat ia
bendung.
▶ Ketika itu Syekh yang bijak tersebut memasukkan pelajaran kepada
muridnya:
“Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yang
lebih dari pada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan
sepatu tukang kebun miskin itu?”
▶ Sang murid menjawab:
“Aku
sudah mendapatkan pelajaran yang tidak akan mungkin aku lupakan seumur
hidupku. Sekarang aku baru paham makna kalimat yang dulu belum aku
pahami sepanjang hidupku, yaitu:
Ketika kamu memberi kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih banyak
dari pada kamu mengambil”.
Sang guru melanjutkan pelajarannya:
"Dan sekarang ketahuilah bahwa pemberian itu bermacam-macam:
Memaafkan kesalahan orang di saat mampu melakukan balas dendam adalah suatu pemberian.
Mendo’akan temanmu di belakangnya (tanpa
sepengatahuannya) itu adalah suatu pemberian.
Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk darinya juga suatu pemberian.
Menahan diri dari membicarakan aib saudaramu di belakangnya adalah pemberian lagi.
Ini semua adalah pemberian, supaya kesempatan memberi tidak dimonopoli oleh orang-orang kaya saja.
Jadikanlah semua ini pelajaran...!"
🌿
🌿
🌿
🌿
Smg bermanfa'at.....
"Menyampaikan dg Hati"